Mengenal pribadi KH.M.
Usman yang lahir sebagai pria yang sederhana serta sahaja adalah pribadi yang
tidak sempat mengenyam pendidikan formal yang tinggi, namun dengan
keterbatasan pada saat itu beliau telah banyak berbuat untuk
kemajuan masyarakat disekitarnya. Salah satu warisan beliau adalah
keberadaan Organisasi Persyarikatan Muhammadiyah yang didirikan oleh
KH.Ahmad Dahlan. beliau melebarkan sayap organisasi persyarikatan
Muhammadiyah yang ada saat ini tumbuh dan berkembang serta menjadi landasan
gerakan dalam setiap kegiatan kemasyarakatan di Kelurahan Kukusan serta tempat
lainnya di Kota Depok. Perkembangan dan kemajuaan amal usaha Muhammadiyah
saat ini merupakan hasil payah beliau beserta jajaran pengurus lainnya. Dan
Desa Kukusan pada saat itu yang menjadi tanah kelahiran beliau dan sekarang
menjadi Kelurahan Kukusan merupakan basis perkembangan organisasi
Muhammadiyah di Kota Depok, dan Organisasi Muhammadiyah di Kukusan
merupakan cikal bakal dan berkembangnya Muhammadiyah di Kota Depok saat ini.
Bahwa sesungguhnya perjuangan
beliau pada saat itu tidaklah mudah , dengan segala keterbatasan
sarana dan prasarana serta finansial perjuangan beliau beserta
rekan-rekan pemuda yang ada saat itu dapat melewati masa-masa sulit yang
bila diukur dengan kemampuan serta kondisi keselamatan tidak terbayangkan. Buah
dari keikhlasan serta kesabaran dari perjuangan tersebut membuahkan
hasil, yaitu hampir semua Kelurahan di Kota Depok saat ini ada
Kegiatan kemasyarakatan yang dipelopori dan dilaksanakan oleh Persyarikatan
Muhammadiyah yang meliputi kegiatan Dakwah, Pendidikan, kesehatan, wakaf
dan kegiatan lainnya.
MASA KECIL KH. M. USMAN
Beliau dilahirkan pada tanggal
6 Juni 1918 di Desa Kukusan, sebuah kampung kecil saat itu masih Kecamatan
Depok Kabupaten Bogor Propinsi Jawa Barat. Ayahnya bernama Bapak Disan yang
wafat ketika M.Usman berusia masih sangat kecil. Ibunya bernama Nebah atau
sering dipanggilnya Mak Sadi. Nama Asli beliau adalah Muthalib Usman, namun
kebanyakan orang lebih mengenal atau memanggil beliau M. Usman.
M. Usman yang sejak kecilnya
sudah yatim tinggal bersama ibunya, dalam kehidupan yang sulit saat itu M.Usman
kecil bekerja membantu ibunya di rumah. Beberapa tahun lamanya ia pun membantu
mengembalakan kerbau milik seorang tetangganya bernama Pak Saji, sebagai
upahnya Usman Kecil diizinkan untuk menumpang makan di rumahnya.
Kemudian se ekor anak kerbau kecil dari Pak saji dihadiahkan kepada
Usman, hal tersebut diberikan berkat kerajinan dan kerja keras Usman
bekerja mengembalakan kerbau Pak Saji beberapa tahun lamanya.
KEPRIBADIAN KH. M. USMAN
KHM.
Usman adalah sosok yang sederhana dan selalu rapih dan bersih dalam berpakian.
Sejak muda sosok KHM Usman adalah pribadi yang hangat dan ramah dan bersahabat
dengan siapapun dan tidak membeda-bedakan dengan usia manapun, sekalipun ada
juga orang yang tidak senang kepadanya karena perbedaan pandangan dalam
menjalani keyakinannya.
PENDIDIKAN
Pendidikan formal
KHM Usman hanyalah kelas lima sekolah Rakyat di Lenteng Agung (SR saat itu ).
Sejak kecil beliau sudah rajin mengaji yang dibimbing seorang guru yang bernama
H. Kodja, karena kecakapannya dalam membaca Al-Quran seringkali ia ditugaskan
menjadi asisten guru ngaji.
Disamping itu beliau sejak
kecil sudah gemar membaca buku dan rajin mendatangi guru-guru agama dan
mengikuti pengajian-pengajian. Dari kegiatan tersebut akhirnya bertemu dengan
Bapak H. Hamidullah seorang pedagang buku agama, dan menjadi sahabat dekatnya,
dari awal perkenalan tersebut dapat berlanjut, serta dapat mengenal
guru mengaji yang bernama Bapak Ustad Mohamad Ali Al-Hamidy yang berfaham
modern. dari awal kegiatan itu pula Pemuda Usman dapat berkifrah dalam menuntut
pengetahuan walau bukan di pendidikan formal, serta memahami tentang pentingnya
komunikasi dan organisasi.
PERKENALANNYA DENGAN ORGANISASI MUHAMMADIYAH
Seringnya beliau mengikuti
kegiatan dan pengajian serta bisa berkomunikasi dengan para tokoh serta
guru-gurunya yang dikenal, akhirnya beliau berkenalan dengan Bapak
Al-Wahidi yang berasal dari Tomang Jakarta Selatan, dari perkenalan tersebut
beliau bisa berkenalan dengan tokoh-tokoh Muhammadiyah di Jakarta,
Ketika berlangsung Mu’tamar Muhammadiyah ke 32 di Purwokerto tahun 1953, Usman
hadir sebagai peninjau. Kehadiran beliau di muktamar tersebut menginspirasi dan
lebih mengenal lebih dekat lagi Persyarikatan Muhammadiyah yang didirikan oleh
KHA Dahlan tahun 1912 di Yogyakarta. Sepulangnya dari Mu’tamar tersebut
mendirikan Ranting Muhammadiyah di Kukusan yang merupakan bagian dari graup
Muhammadiyah Tanah Abang Jakarta.
PENGEMBANGAN MUHAMMADIYAH DI KOTA DEPOK
Sebagai Pimpinan Muhammadiyah
ia mulai aktif mengisi pengajian-pengajian diberbagai tempat di Kukusan dan
kampung-kampung sekitarnya. Dari kegiatan pengajian tersebut berdiri pula
Ranting Muhammadiyah Serengseng dan Bojong Pondok Cina yang sekarang Ranting
Pondok Cina lingkungan kawasan UI/ Margonda, dan Ranting Beji Timur . Perlahan
– lahan dan mantap Muhammadiyah mulai dikenal orang. Nama M. Usman identik
dengan Muhammadiyah di Depok.
Muhammadiyah berkembang ke
Depok Barat, yaitu ke Rawa Denok, Cipayung, Pulo, Parung Bingung, Meruyung dan
Jemblongan serta Ranting Muhammadiyah Depok Jaya.
Diawal tahun 1952 bertempat di
kantor Kecamatan Depok berdiri Cabang Muhammadiyah Kecamatan Depok yang saat
itu Ketuanya Bapak Kamaludin ( Camat Depok) Wakil Ketua : M. Usman, Sekretaris
: Rainan, Bendahara : M. Nasir, Komisaris : Abdul Kholik ( Opas Camat Depok )
Akhir Perjalanan Seorang Tokoh
Seiring perjalanan waktu
, dan perkembangan wilayah Depok dari Kecamatan menjadi Kota Administratif dan
belum menjadi Kotamadya saat itu, dari tahun 1952 sampai
tahun 1995 KHM Usman mengurus / memimpin Organisasi besar Muhammadiyah Ranting,
Cabang dan Daerah di Kota Depok.
Muhammadiyah Daerah Kota Depok
berdiri pada tahun 1990 dengan SK Pengesahan dari PP Muhammadiyah Nomor :
36/PP/1990 Tanggal 21 Jumadil Awal 1411 H/ Tanggal 8 Desember 1990, serta SK
Pengesahan Pimpinan yang Ketuanya KHM.Usman sampai tahun 1995. Karena faktor
usia pada periode berikutnya beliau melalui Musyawarah Daerah
Muhammadiyah menyerahkan estafet kepemimpinan Muhammadiyah di Kota Depok
pada generasi yang lebih muda, yaitu Bapak H. Wazir Nurry dan selanjutnya
proses perjalanan panjang dari eposode generasi dan periodisasi Kepengurusan
Muhammadiyah saat ini diemban oleh Bapak Drs.H. Farkan AR.
Selama hidupnya KHM.
Usman tidak pernah absen mengikuti kegiatan Muktamar yang diselenggarakan
setiap 5 tahun sekali di seluruh Indonesia, Beliau meninggal dunia tanggal 14
September 1979, dalam usia 61 tahun karena sakit. Banyak jasa dan amal
usaha yang beliau hasilkan, sarana pendidikan, sarana Ibadah,serta gerakan amal
usaha lainnya, dan banyak pengalaman pahit beliau serta kenangan manis
yang beliau tinggalkan untuk kita jadikan tauladan untuk tetap eksis ber-
Muhammadiyah.